BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengadukan
adalah suatu operasi kesatuan yang mempunyai sasaran untuk menghasilkan
pergerakan tidak beraturan dalam suatu cairan, dengan alat mekanis yang
terpasang pada alat di atas. Walaupun pengadukan sering disalahartikan dengan
campuran, dan mereka tidaklah bersinonim. Pengadukan mengacu pada pergerakan
dalam suatu material dalam bentuk spesifik; bagaimanapun, ini merupakan suatu
distribusi secara acak antara dua atau lebih tahap yang pada awalnya terpisah. Pola
aliran yang terjadi dalam cairan yang diaduk tergantung pada jenis pengaduk,
karakteristik fluida yang diaduk dan ukuran serta perbandingan ukuran antara
tangki, pengaduk dan sekat. Tujuan dari pada operasi pengadukan
terutama adalah terjadinya pencampuran. Pencampuran merupakan suatu operasi yang
bertujuan mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu atau sifat lain yang
terdapat dalam suatu bahan
Yang dimaksud dengan tangki pengaduk (
tangki reaksi ) adalah bejana pengaduk tertutup yang berbentuk silinder, bagian
alas dan tutupnya cembung. Tangki pengaduk terutama digunakan untuk
reaksi-reaksi kimia pada tekanan diatas tekanan atmosfer dan pada tekanan
vakum, namun tangki ini juga sering digunakan untuk proses yang lain misalnya
untuk pencampuran, pelarutan, penguapan ekstraksi dan kristalisasi.
1.2
Tujuan Percobaan
Mempelajari karakteristik sistem pengadukan cairan di dalam tangki.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PengertianPengadukan
Pengadukan adalah operasi yang
menciptakan terjadinya gerakan didalam bahan yang diaduk. Tujuan dari pada
operasi pengadukan terutama adalah terjadinya pencampuran. Pencampuran adalah
suatu operasi yang bertujuan untuk mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu,
atau sifat yang lain yang terdapat dalam suatu bahan atau bisa juga pencampuran
adalah penggabungan dua atau lebih bahan yang berbeda fase, seperti fluida atau
padatan halus dan hal ini bertujuan untuk mengacak yang satu terhadap yang lain
sehingga terjadi distribusi. Pencampuran dapat menimbulkan gerak didalam bahan
itu yang menyebabkan bagian-bagian bahan saling bergerak satu terhadap yang
lainnya, sehingga operasi pengadukan hanyalah salah satu cara operasi
pencampuran.
Istilah pencampuran digunakan
untuk berbagai ragam operasi, dimana derajat homogenitas bahan yang “bercampur”
itu sangat berbeda. Umpamanya, satu kasus, dimana dua macam gas digabungkan
dalam satu tempat hingga seluruhnya bercampur dengan baik, dan kasus lain
pasir, kerikil, dan semen diaduk didalam drum putar selama beberapa waktu.
Dalam kedua kasus itu bahan-bahan itu pada akhirnya bercampur, namun jelas pula
bahwa homogenitasnya berbeda. Cuplikan campuran gas itu betapa pun kecilnya
cuplikan itu semuanya mempunyai komposisi yang sama. Sedang cuplikan
campuran beton, dipihak lain akan sangat berlainan komposisinya satu sama lain.
Pengadukan zat cair digunakan
untuk berbagai maksud bergantung dari tujuan langkah pengolahan itu sendiri.
Tujuan pengadukan antara lain :
a.
Untuk membuat suspensi partikel zat
padat
b.
Untuk meramu zat cair yang mampu bercampur
(miscible), umpamanya metil alkohol
dan air.
c.
Untuk menyebarkan (dispersi) gas di
dalam zat cair dalam bentuk gelembung-gelembung kecil
d.
Untuk menyebarkan zat cair yang tidak
dapat bercampur dengan zat cair yang lain, sehingga dapat membentuk emulsi atau
suspensi butiran halus
e.
Untuk mempercepat perpindahan kalor zat cair
dengan kumparan atau mentol kalor.
Kadang-kadang
pengaduk (agitator) digunakan beberapa tujuan sekaligus seperti dalam
hidrogenasi katalitik dari pada zat cair. Dalam bejana hidrogenasi gas hidrogen
di dispersi melalui zat cair dimana terdapat partikel-partikel katalis padat
dalam suatu keadaan suspensi, sementara kalor reaksi diangkut keluar melalui
kumparan atau mantel.
Beberapa tujuan dari pengadukan fluida adalah:
1.
Mencampur dua cairan
yang miscible, seperti etil alkohol dan air.
2. Melarutkan padatan dalam cairan, seperti oksalat dan air.
3. Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk
gelembung-gelembung kecil. Seperti oksigen dari udara dalam suatu suspensi
mikroorganisme untuk fermentasi pada saat proses pengolahan lumpur buangan.
4. Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk
gelembung-gelembung kecil. Seperti oksigen dari udara dalam suatu suspensi
mikroorganisme untuk fermentasi pada saat proses pengolahan lumpur buangan.
5. Pengadukan fluida untuk menaikkan transfer panas diantara
fluida dan suatu coil atau jacket dalam dinding tangki.
Agitasi atau mixing adalah salah
satu dari operasi-operasi tertua dan paling sering dijumpai dalam teknik kimia.
Agitasi digunakan di dalam banyak aplikasi, termasuk:
1.
Disperse suatu zat terlarut melalui
suatu pelarut.
2.
Penyatuanduacairan yang dapatdicampur
3.
Produksi slurry dari padatan halus
didalam suatu cairan
4.
Pencampuran reaktan-reaktan dalam suatu
reactor.
5.
Pengadukan cairan homogen untuk
meningkatkan heat transfer ke cairan
Peralatan pengaduk/agitasi mempunyai bentuk yang
bermacam-macam, karena banyaknya variasi aplikasi yaitu:
1.
Axial
flow impeller dengan penstabil arah aliran pada ujung-ujungnya.
2.
Flat
blade turbine yang menghasilkan aliran turbulen pada arah radial, tapi
membutuhkan power yang lebih besar.
3. Turbine, digunakan sebagai agitator.
4.
Anchor
impeller, digunakan untuk tingkat turbulensi yang rendah.
5. Helical impeller, digunakan untuk menyatukan campuran padat-cair atau untuk
mengaduk pasta, lumpur dan adonan.
2.2
TangkiPengaduk
Yang dimaksud dengan tangki
pengaduk (tangki reaksi) adalah bejana pengaduk tertutup yang berbentuk
silinder, bagian alas dan tutupnya cembung. Tangki pengaduk terutama digunakan
untuk reaksi-reaksi kimia pada tekanan diatas tekanan atmosfer dan pada tekanan
vakum, namun tangki ini juga sering digunakan untuk proses yang lain misalnya
untuk pencampuran, pelarutan, penguapan ekstraksi dan kristalisasi.
Untuk pertukaran panas, tangki
biasanya dilengkapi dengan mantel ganda yang di las atau di sambung dengan
flens atau dilengkapi dengan kumparan yang berbentuk belahan pipa yang dilas.
Untuk mencegah kerugian panas yang tidak dikehendaki tangki dapat diisolasi.
Hal penting dari tangki pengaduk, antara lain :
1.
Bentuk : pada umumnya digunakan bentuk
silinder dan bagain bawahnya cekung.
2.
Ukuran : diameter dan tangki tinggi.
3. Kelengkapannya, seperti :
a.
Ada tidaknya buffle, yang berpengaruh
pada pola aliran didalam tangki.
b.
Jacket atau coil pendingin/pemanas, yang berfungsi sebagai pengendali
suhu.
c. Letak
lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinu.
d. Sumur
untuk menempatkan termometer atau peranti untuk pengukuran suhu
e.
Kumparan kalor, tangki dan kelengkapan
lainnya pada tangki pengaduk.
(Diktat Alat Industri Kimia, halaman 43-46,
1985)
Tangki berpengaduk ini juga merupakan suatu heat exchanger. Cairan
didalam tangki dipanaskan oleh aliran cairan didalam jaket (air panas) yang
mengelilingi tangki. Cairan didalam diaduk terus menerus untuk menambah
perpindahan panas (heat transfer)
juga untuk menjaga suhu cairan merata diseluruh bagian tangki. Air yang
tersirkulasi didalam jaket dipanaskan oleh aliran uap melalui “steam jet heater”.
Steam jet heater digunakan untuk pemanasan lansung suatu
cairan dengan uap pemanas dimana uap tersebut mengembun (terkondensasi) didalam
cairan. Didalam pemanas ada nozzle
pengembunan yang dilubangi supaya uap dapat masuk kedalam cairan. Untuk air
pemanas reactor yang dilengkapi dengan jaket atau coil pemanas dibutuhkan
kapasitas pemanas atau pendingin yang berubah-ubah untuk proses pemanasan,
penyimpanan dan pendinginan.
Keuntungan pemakaian tangki
berpengaduk, yaitu :
1.
Pada
tangki berpengaduk suhu dan komposisi campuran dalam tangki selalu serba sama.
Hal ini memungkinkan mengadakan suatu proses
isothermal dalam tangki berpengaduk untuk reaksi yang panas reaksinya sangat
besar.
2.
Pada tangki berpengaduk dimana volume
tangki relative besar, maka waktu
tinggal juga besar, berarti zat pereaksi dapat lebih lama beraksi didalam
tangki.
Kerugian pemakaian tangki berpengaduk yaitu:
1. Sukar membuat tangki berpengaduk yang dapat bekerja
dengan efesiensi untuk reaksi-reaksi dalam fase gas, karena adanya persoalan
pengaduk.
2.
Untuk reaksi yang memerlukan tekanan
tinggi.
3.
Kecepatan perpindahan panas per satuan
massa pada tangki pengaduk lebih rendah.
4.
Kecepatan reaksi pada tangki berpengaduk
adalah kecepatan reaksi yang ditunjukkan oleh komposisi waktu aliran keluar
dari tangki.
2.3
Pengaduk.
Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan (cair,
cair/padat, cair,cair/gas, cair/padat/gas) di dalam bejana pengaduk. Biasanya
yang berlangsung adalah gerakan turbulen (misalnya untuk melaksanakan reaksi
kimia, proses pertukaran panas, proses pelarutan). Alat pengaduk terdiri atas
sumbu pengaduk dan strip pengaduk yang dirangkai menjadi satu kesatuan atau
dapat dipisah-pisah menjadi 2-3 bagian pengaduk yang dapat dipisah-pisahkan
juga dapat dibongkar pasang didalam satu unit tangki pengaduk.
Pencampuran di dalam tangki
pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi dari pengaduk dalam fluida. Gerak
dari pengaduk ini memotong fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus eddy yang
bergerak ke seluruh sistem fluida itu. Oleh karena itu, pengaduk merupakan
bagian yang paling penting dalam suatu operasi fase cair dengan tangki
berpengaduk.
Pencampuran baik dapat di peroleh
apabila di perhatikan bentuk dan dimensi pengaduk yang digunakannya karena akan
mempengaruhi keefektifan proses pencampuran, serta daya yang diperlukan.
Zat cair biasanya diaduk di dalam
suatu tangki atau bejana biasanya yang berbentuk silinder dengan sumbu
terpasang vertikal. Bagian atas bejana itu mungkin terbuka saja ke udara atau
dapat pula tertutup. Ukuran dan proporsi tangki itu bermacam-macam, bergantung
pada masalah pengadukan itu sendiri.
Didalam tangki itu dipasang impeller pada ujung poros
menggantung, artinya poros itu ditumpuh dari atas. Poros itu digerakkan oleh
motor, yang terkadang dihubungkan langsung dengan poros itu, namun biasanya
dihubungkan melalui peti roda gigi untuk menurunkan kecepatannya. Tangki itu
biasanya diperlengkapi pula dengan lubang masuk dan lubang keluar, kumparan
kalor, mantel, dan sumur untuk menempatkan termometer atau peranti pengukuran
suhu lainnya. Impeller itu akan membangkitkan pola aliran dalam yang
menyebabkan zat cair bersirkulasi di dalam bejana untuk akhirnya kembali ke
impeller.
Alat pengaduk dapat dibuat dari berbagai bahan yang
sesuai dengan bejana pengaduknya, misalnya dari baja, baja tahan karat, baja
berlapis email, baja berlapis karet. Suatu alat pengaduk diusahakan
menghasilkan pengadukan yang sebaik mungkin dengan pemakaian daya yang sekecil
mungkin. Ini berarti seluruh isi bejana
pengaduk sedapat mungkin
digerakkan secara merata, biasanya secara turbulen.
Kebutuhan daya dan baik buruknya hasil pengadukan
tergantung antara lain pada faktor-faktor berikut :
1. Jenis alat pengaduk : Bentuk, ukuran, perbandingan
diameter daun pengaduk terhadap diameter bejana pengaduk, frekuensi putaran,
posisi dalam bejana pengaduk.
2. Jenis bejana pengaduk : Bentuk, ukuran, perlengkapan di
dalamnya, derajat keisian (degree of
fullness).
3. Jenis dan jumlah bahan : Viskositas, jenis campuran
(larutan sejati, suspensi kasar, suspensi halus, dan sebagainya), kerapatan,
perbedaan kerapatan dalam campuran, besar dan bentuk partikel padat yang diaduk.
Ada dua macam impeller pengaduk yaitu jenis pertama
membangkitkan arus sejajar dengan sumbu poros impeller, dan yang kedua
membangkitkan arus pada arah tangensial atau radial. Impeller jenis pertama
disebut impeller aliran aksial (axial
flow impeller), sedang yang kedua ialah impeler aliran radial (radial
flow impeller ).
Dari segi bentuknya, ada tiga jenis impeler : propeller
(baling-baling), dayung (paddle), dan turbin. Masing-masing jenis
terdiri lagi atas berbagai variasi dan sub jenis. Propeler merupakan impeler
aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas rendah. Propeler
kecil biasanya berputar pada kecepatan motor penuh, yaitu 1.150 atau
1.750 put/min, sedangkan propeller besar berputar pada 400 sampai 800 put/min.
Arus yang meninggalkan propeler mengalir melalui zat cair menurut arah tertentu
sampai di belokkan oleh lantai atau dinding bejana.
Menurut aliran yang dihasilkan pengaduk dapat
dibagi menjadi 3 golongan:
1.
Pengaduk aliran aksial
Pengaduk ini akan menimbulkan arus atau aliran yang
sejajar dengan sumbu poros pengaduk.
2.
Pengaduk aliran radial
Pengaduk ini akan menimbulkan aliran yang mempunyai
arah tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran
tangensial akan menyebabkan timbulnya vorteks dan terjadinya suatu pusaran
tetapi dapat dihilangkan dengan pemasangan buffle atau cruciform buffle.
3.
Pengaduk aliran campuran
Pengaduk
ini merupakan gabungan dari dua jenis pengaduk diatas.
Untuk
tugas-tugas sederhana, agitator yang terdiri dari satu dayung datar yang
berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif.
Kadang-kadang daun-daunnya di buat miring, tetapi biasanya vertikal saja.
Dayung ini berputar di tengah bejana dengan kecepatan rendah sampai sedang dan
mendorong zat cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan
vertikal pada impeler, kecuali bila daunnya agak miring.
Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi
tiga golongan yang terdiri :
1. Propeller
Merupakan
impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas rendah.
Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor penuh. Arus yang
meninggalkan propeller mengalir melalu zat menurut arah tertentu dan sampai di
belokkan oleh lantai dinding bejana. Propeller biasanya digunakan bila kita
menghendaki adanya arus yang kuat, umpamanya kita hendak menjaga agar
partikel-partikel zat padat yang berada dalam suspensi.
2.
Padel.
Untuk tugas yang sederhana agitator yang terdiri
dari satu dayung datar berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang
cukup efektif. Kadang-kadang daunnya dibuat miring tapi biasanya vertikal saja.
Dayung ini berputar ditengah bejana dengan kecepatan rendah sampai sedang dan mendorong
zat cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal
pada impeller, kecuali bila daunnya agak miring.
(Penuntun
Praktikum, 2012. OTK I, Teknik
Kimia, FTI, UMI, Makassar).
3. Turbin,
Kebanyakan turbin menyerupai agitator berdaun banyak dengan daun-daun
yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu poros yang
dipasang pada pusat bejana. Daun-daun boleh lurus dan boleh juga
lengkung, sudut vertikal. Impellernya mungkin terbuka, setengah terbuka atau
terselubung. Diameter impellernya biasanya lebih kecil dari diameter dayung
yaitu berkisar antara 30 sampai 50 persen dari diameter bejana. Turbin biasanya
efektif untuk jangkauan viskositas cukup luas. Pada cairan berviskositas rendah
turbin itu menimbulkan arus yang sangat deras yang berlangsung pada keseluruhan
bejana.
(McCabe, Operasi Teknik Kimia jilid 1.
Erlangga, Jakarta. 1991)
Pencampuran didalam tangki pengaduk terjadi karena
adanya gerak rotasi dari pengaduk didalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong
fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus eddy yang bergerak ke seluruh system
fluida tersebut. Oleh sebab itu pengaduk merupakan bagian yang paling penting
dalam suatu operasi pencampuran fase cair dengan tangki pengaduk.
Pencampuran yang baik akan diperoleh bila
diperhatiakn bentuk dan dimensi pengaduk yang digunakan, karena akan
dipengaruhi keefektifan proses pencampuran, serta daya diperlukan. Zat cair
biasanya diaduk di dalam suatu tangki atau bejana biasanya yang berbentuk
silinder dengan sumbu terpasang vertikal. Bagian atas bejana itu mungkin
terbuka saja ke udara atau dapat pula tertutup.
2.4 Pencampuran
1.
Pencampuran zat cair yang mampu-campur
Pencampuran zat cair
yang mampu-campur (miscible) di dalam
tangki merupakan proses yang berlangsung cepat dalam daerah turbulen, impeller akan menghasilkan arus kecepatan tinggi, dan fluida
itu mungkin dapat bercampur, baik di daerah sekitar impeller Karena adanya keturbulenan
yang hebat. Pada waktu arus itu melambat karena adanya membawa ikut zat cair
lain dan mengalir di sepanjang dinding terjadi juga pencampuran radial sedang pusaran-pusaran
besar pecah menjadi kecil, tetapi tidak banyak terjadi pencampuran pada arah aliran.
Fluida akan mengalami satu lingkaran penuh dan kembali ke pusat impeller,
di mana terjadi lagi pencampuran yang hebat.
2. Pencampuran tanpa-gerak
Gas
dan zat cair yang tidak viskos dapat dicampurkan dengan baik dengan
melewatikannya melalui sepotong pipa kosong atau pipa yang diperlengkapi dengan
sekat. Pencampuran yang lebih sulit bias dilakukan dengan menggunakan
pencampuran tanpa-gerak (motionless mixer),
yaitu suatu peranti yang digunakan secara komersial di mana terdapat
berganti-ganti elemen-elemen yang membagi dan menyatukan kembali bagian-bagian
arus fluida.
3. Memilih pencampuran
Hubungan langsung antara daya yang
terpakai dengan derajat pencampuran tidak selalu ada. Bila zat cair
berviskositas rendah menggelora di dalam bejana tak bersekat,
partikel-partikelnya mungkin menjalani lintasan kecil selama-lamanya dan
mungkin tidak bercampur. Tetapi bila bejana itu di pasang sekat, pencampuran
terjadi lebih cepat. Lebih banyak bagian energi yang digunakan untuk
pencampuran dan lebih sedikit untuk aliran lingkar.
Bila waktu
campur merupakan waktu yang kritis, pencampur yang baik adalah yang dapat
mencampur dalam waktu yang di tentukan dengan penggunaan daya yang
sekecil-kecilnya.
Dalam banyak
hal, diinginkan waktu campur yang singkat tetapi hal ini tidak selalu paling
menentukan, sebab biasanya yang dicari adalah kompromi yang mempertimbangkan
biaya energi untuk pencampuran dan biaya investasi alat pencampur. Untuk
mencampurkan pereaksi di dalam tangki umpan atau untuk mencarkan hasil dari
berbagai tumpak (batch) pengolahan
dalam tangki penimbun dapat digunakan pencampur yang ukurannya relatif kecil,
walaupun alat itu memerlukan beberapa menit untuk menyelesaikan pencampuran.
Suspensi
partikel zat padat di dalam zat cair di
buat untuk berbagai tujuan umpamanya untuk membuat campuran yang homogen yang
akan diumpamakan ke dalam unit pengolah, atau untuk melarutkan zat padat untuk
mempercepat reaksi kimia atau untuk mempercepat pembentukan kristal didalam
larutan lewat jenuh.
Bila zat padat di suspensikan di
dadalam tangki yang diaduk ada beberapa cara untuk mendefinisikan kondisi
suspensi itu. Proses yang berbeda akan memerlukan derajat suspensi yang
belainan pula dan karena itu kita perlu menggunakan definisi yang tepat dan
korelasi yang semestinya di dadalam merancang atau dalam penerapan ke skala
besar. Derajat suspensi yang diberikan di bawah ini disusun dalam urutan
keseragaman suspensi yang makin baik dan pemasukan daya yang makin tinggi.
1. Mendekati suspense penuh
Kebanyakan zat
padat benda dalam keadaan suspense di dalam zat cair tetapi masih terdapat kelompok-kelompok
zat padat terkumpul di dasar tangki agak kepinggir, atau di tempat lain.
2. Partikel bergerak penuh
Seluruh
partikel berada dalam suspendsi atau bergerakdi sepanjang dasar tangki. Partikel-partikel
yang bergerak di dasar tangki mempunyai koefisien perpindahan massa yang jauh
lebih kecil dari pada partikel dalam susupensi, hal mana dapat mempengaruhi
untuk kerja unit.
3.
Suspensi penuh atau suspensi di luar dasar
Seluruh
partikel berada dalam keadaan suspensi dan tidak ada yang terdapat di dasar
tangki atau tidak berada di dasar tangki, selama lebih dari 1 atau 2 detik.
Pada waktu keadaan ini baru tercapai, biasanya terdapat gradient konsentrasi di
dalam suspensi itu dan terdapat bagian-bagian yang mengandung zat cair tanpa
susupensi di bagian atas.
4.
Suspensi seragam
Pada kecepatan
pengaduk yang jauh lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk membuat suspense
penuh tidak kelihatan lagi adanya zat cair jernih di deakat permukaan tangki dan
suspense itu tampak seragam. Akan tetapi masih mungkin terdapatd gradient
konsentrasi pada arah vertical, lebih-lebih bila zat padat itu mempunyai ukuran
beragam dengan sebaran ukuran yang agak luas dan dalam hal ini kita harus
berhati-hati dalam mengambil cuplikan dari tangki.
2.4
PolaAliran
Jenis aliran didalam bejana yang sedang diaduk
bergantung pada jenis impeller, karakteristik fluida, dan ukuran serta
perbandingan (proporsi) tangki, sekat, dan agitator. Kecepatan fluida pada
setiap titik dalam tangki mempunyai tiga komponen, dan pola aliran keseluruhan
didalam tangki itu tergantung pada variasi dari ketiga komponen itu dari satu
lokasi ke lokasi lain. Komponen kecepatan yang pertama ialah komponen radial
yang bekerja pada arah tegak lurus terhadap poros impeller. Komponen kedua,
ialah komponen tangensial, atau rotasional, yang bekerja pada arah singgung
terhadap lintasan terhadap lintasan lingkar disekeliling poros.
Dalam keadaan biasa, dimana poros itu vertikal,
komponen radial dan tangensial berada dalam satu bidang horizontal, dan komponen
longitudinalnya vertikal.
Komponen radial dan komponen longitudinal sangat
aktif dalam memberikan aliran yang diperlukan untuk melakukan pencampuran. Bila
poros itu vertikal dan terletak persis dipusat tangki, komponen tangensial
biasanya kurang menguntungkan. Arus tangensial itu mengikuti suatu lintasan
berbentuk lingkaran disekeliling poros, dan menimbulkan voteks pada permukaan
zat cair, seperti terlebih dalam gambar.
Adanya sirkulasi aliran laminar, cenderung membentuk
stratifikasi pada berbagai laisan tanpa adanya aliran longitudinal antara
lapisan-lapisan itu.
Pola aliran yang terjadi dalam cairan yang diaduk
tergantung pada jenis pengaduk. Karakteristik fluida yang diaduk dan
ukuran serta perbandingan ukuran antara tangki, pengaduk dan sekat. Kecepatan
partikel fluida disetiap titik dapat diuraikan dalam tiga komponen yaitu:
a.
Komponen radial, bekerja dalam arah
tegak lurus terhadap sumbu pengaduk.
b.
Komponen longitudinal, bekerja dalam
arah sejajar sumbu.
c.
Komponen tangensial atau rotasional,
bekerrja dalam arah garis singgung lintasan melingkar sekeliling sumbu. Aliran
tangensial yang mengikuti lintasan melingkar sekeliling sumbu, menimbulkan
vorteks dipermukaan cairan. Jika tangki tidak bersekat, maka pengaduk jenis
aliran axial maupun radial akan menghasilkan aliran melingkar. Karena pusaran
itu terlalu kuat, pola aliran akan sama saja untuk semua jenis pengaduk dan
vorteks yang terbentuk akan mencapai pengaduk, sehingga gas diatas permukaan
akan terhisap.
Ada tiga cara untuk mencegah pusaran dan vorteks antara lain ;
1.
Pengadukdipasang off center atau miring.
2.
Pada dinding tangki dipasang sekat vertikal.
3.
Pemakaian diffuser
ring pada tangki pengaduk jenis turbin.
(McCabe,
Operasi Teknik Kimia
jilid 1. Erlangga, Jakarta. 1991)
Jika di dalam system itu terdapat partikel zat
padat, arus sirkulasi itu cenderung melemparkan partikel-partikel itu, dengan
gaya sentrifugal kearah luar dan dari situ bergerak ke bawah dan sesampai ke
dasar tangki lalu ke pusat karena itu, bukannya pencampuran yang berlangsung,
tetapi sebaliknya pengumpulan yang terjadi. Jadi, karena dalam aliran sirkulasi
zat cair bergerak menurut arah gerakan daun impeller, kecepatan relatif antra
daun dan zat cair itu berkurang dan daya yang dapat diserap zat cair itu
menjadi terbatas. Dalam bejana yang tak bersekat, aliran putar itu dapat
dibangkitkan oleh segala jenis impeller, baik aliran aksial maupun radial.
Jadi, jika putaran zat cair itu cukup kuat, pola aliran di dalam tangki itu
dapat dikatakan tetap bagaimanapun bentuk mungkin sedemikian dalamnya, sehingga
mencapai impeller, dan gas dari atas permukaan zat cair akan tersedot ke dalam
zat cair itu. Biasanya hal demikian tidaklah di kehendaki.
Aliran lingkaran (circulatory flow) dan arus putar (swirling) dapat di cegah dengan menggunakan salah satu dari tiga
cara di bawah ini. Dalam tangki-tangki
kecil, impeller dipasang di luar sumbu tangki (ekstentrik). Porosnya di geser
sedikit dari garis pusat tangki, lalu dimiringkan dalam suatu bidang yang tegak-lurus terhadap pergeseran itu.
Dalam tangki-tangki yang lebih besar, agitatornya di pasang di sisi tangki,
dengan porosnya pada bidang horizontal, tetapi membuat sudut dengan jari-jari
tangki.
Pada tangki-tangki besar yang mempunyai agitator
vertikal, cara yang paling baik untuk mengurangi arus putar ialah dengan
memasang sekat-sekat (buffle) yang
berfungsi merintangi aliran rotasi tanpa mengganggu aliran radial dengan
memasang bilah-bilah vertikal terhadap dinding tangki. Kecuali untuk tangki
yang sangat besar, biasanya empat buah sekat saja sudah memadai untuk mencegah
pembentukan arus putar dan vorteks. Bahkan bila terdapat kesulitan memasang
sekat sebanyak itu, satu atau dua sekat saja pun sudah akan memberi pengaruh besar terhadap pola alir dan
lingkar. Untuk turbin, lebar sekat yang diperlukan tidak lebih dari
seperdelapan belas diameter tangki. Dengan propeller yang dipasang dari sisi,
yang miring atau yang tidak di tempatkan di pusat, tidak di perlukan sekat.
Jika arus putar sudah dapat di hentikan, pola aliran
spesifik di dalam bejana itu sekarang bergantung pada jenis impeller yang
dipergunakan. Agitator propeller biasanya mendorong zat cair ke bawah sampai
kedasar tangki, di mana arus itu lalu menyebar secara radial ke segala arah
menuju dinding, lalu mengalir lagi ke atas disepanjang dinding dan kembali
diisap oleh propeller dari atas.
Propeller biasanya digunakan bila kita menghendaki
adanya arus yang kuat, umpamanya bila kita hendak menjaga agar
partikel-partikel zat padat yang berada dalam suspensi. Propeller kecil
biasanya berputar pada kecepatan motor penuh, Propeller jarang dipakai bila viskositas zat cair lebih
dari kira-kira 50.Merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk
zat cair berviskositas rendah.
Turbin dengan daun miring 45o dan
mendorong ke bawah juga biasa digunakan untuk mendapatkan arus aksial yang kuat
yang di perlukan untuk membuat suspensi zat padat.
Agitator dayung dan turbin berdaun datar memberikan
aliran radial yang baik dalam bidang impeller itu, dimana aliran itu lalu
membelah diri di dinding, membentuk dua pola lingkar yang terpisah. Satu bagian
yang mengalir ke bawah di sepanjang dinding dan kembali ke pusat impeller dari
bawah sedang satu bagian lagi mengalir ke atas menuju permukaan dan kembali ke
impeller dari atas. Pada tangki tanpa sekat terdapat aliran tangensial yang
kuat serta pembentukan vorteks, walaupun kecepatan poros hanya sedang-sedang
saja. Tetapi, bila ada sekat, aliran vertikal itu meningkat, dan pencampuran
zat cair pun berlangsung lebih cepat. Pada tangki berbentuk silinder vertical,
ke dalaman zat cair harus sama dengan diameter tangki, atau sedikit lebih besar
dari itu. Jika di perlukan kedalaman yang lebih besar, dapat dipasang dua
impeller atau lebih pada satu poros, dimana masing-masing impeller berfungsi
sebagai satu pencampur tersendiri. Masing-masing impeller membangkitkan dua
arus sirkulasi. Impeller yang di sebelah bawah, baik yang jenis turbin maupun
yang jenis propeller, di pasang pada jarak kira-lira sama dengan diameter
impeller dari dasar tangki.
3.6 Proses Pencampuran
Proses pencampuran dalam fase
cair dilandasi oleh mekanisme perpindahan momentum di dalam aliran turbulen,
pencampuran terjadi pada tida skala yang berbeda yaitu :
1.
Pencampuran sebagai akibat aliran cairan
secara keseluruhan (bulk flow) di
sebut mekanisme konvektif.
2.
Pencampuran karena adanya
gumpalan-gumpalan fluida yang terbentuk dan tercampakkan di dalam medan aliran,
di kenal sebagai “eddies”.
3.
Pencampuran karena gerak molekul air, merupakan
mekanisme pencampuran yang di kenal sebagai difusi.
Ke
tiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan
adalah Eddy Diffution. Mekanisme ini
membedakan pencampuran dalam aliran
laminar.
Pencampuran fase cair dapat di bagi dalam dua
kelompok yaitu :
1. Pencampuran antara cairan
yang saling tidak bercampur sebagian (immisible).
2. Pencampuran cairan yang
tercampur (miscible)
Istilah
pencampuran digunakan untuk berbagai ragam operasi, dimana derajat homogenitas
bahan yang “bercampur” itu sangat berbeda. Umpamanya, satu kasus, dimana dua
macam gas di gabungkan dalam satu tempat hingga seluruhnya bercampur dengan
baik, dan kasus lain pasir, kerikil, dan semen di aduk di dalam drum putar
selama beberapa waktu. Dalam kedua kasus itu bahan-bahan itu pada akhirnya
bercampur, namun jelas pula bahwa homogenitasnya berbeda. Cuplikan campuran gas
itu betapa pun kecilnya cuplikan itu semuanya mempunyai komposisi yang sama.
Sedang cuplikan campuran beton, di lain pihak akan sangat berlainankomposisinya
satu sama lain.
(Warren L. Mc Cabe CX, Smith, dan Peter
Harriot, halaman 226-227, OTK Jilid 1, 1985)
Waktu
pencampuran merupakan lamanya operasi pencampuran sehingga diperoleh keadaan
yang serba sama. Pada operasi pencampuran dengan menggunakan tangki pengaduk,
waktu pencampuran ini dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut:
1.
Yang berkaitan dengan alat, yaitu :
a.
Ada tidaknya baffle
atau cruciform baffle
b.
Bentuk dan jenis pengaduk (turbin, propeler, padel)
c.
Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
d.
Laju perputaran pengaduk
e.
Kedudukan pengaduk pada tangki
a)
Jarak terhadap dasar tangki
b)
Pola pemasangannya
c)
Center, vertikal
d)
Off center, vertikal
e)
Miring (inclined) dari atas
f)
Horizontal
f.
Jumlah daun pengaduk
g.
Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
2.
Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk
a.
Perbandingan kerapatan (density) cairan yang
diaduk
b.
Perbandingan viskositas cairan yang diaduk
c.
Jumlah kedua cairan yang diaduk
d.
Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)
(Staf Lab. OTK , Penuntun Praktikum
Laboratorium OTK I, 2012)
Aliran osilasi
di dalam kolom bersekat merupakan satu metoda yang mampu meningkatkan
pencampuran pada aliran laminar di dalam sebatang kolom. Pencampuran aliran
osilasi dapat dicapai sekiranya aliran berosilasi sepenuhnya melewati plat
sesekat. Akan tetapi, aplikasi aliran osilasi melalui kolom bersekat
menyebabkan pencampuran balik berlaku di antara peringkat.
Pencampuran
balik akan mengurangkan keberkesanan pencampuran di dalam kolom dan ia
merupakan suatu kelemahan apabila aliran plug merupakan suatu system yang
diinginkan dengan menggunakan perangkat lunak fluent 5.3v suatu simulasi telah
dilakukan pada menentukan pola aliran yang terbentuk di dalam kolom bersekat
dengan aliran osilasi, dan untuk memastikan terjadinya pencampuran balik di
dalam sisitem kolom yang di bina. Simulasi CFD (Computational Fluida Dynamic) dilakasanakan di dalam kolom tegak
dua peringkat setinggi 28,2 cm dan diameter dalam 9,4 cm. Plat sesekat di
pasang di dalam kolom pada jarak 1,5x diameter kolom. Simulasi aliran bertujuan
untuk menggambarkan keadaan sebenarnya dari fenomena fisik yang terlibat di
dalam dinamik dan simulasi keadaan steady. Simulasi keadaan steady tidak
bergantung dengan waktu sedangkan simulasi dinamik adalah tergantung dengan
waktu dan banyak di gunakan dalam menganalisis perubahan paola aliran dan
masalah system kontrol. Fluent 5.3v merupakan perangkat lunak yang banyak di
pilih untuk tujuan simulasi dinamik. Perangkat lunak ini adalah sesuai untuk
menggambarkan aliran turbulen yang kompleks, reaksi kimia, pembakaran, dan
aliran berbilang fasa. Pipa alir bebas akan menyebabkan geseran bend alir di
dalam system bertambah sehingga arah dan kecepatan aliran akan dapat dikontrol, Nungham (1972)
melaksanakan ujikaji satu fasa didalam kolom Oldshue-Rushton dengan diameter
15,24 cm. Beliau mendapati, selain kadar aliran hadapan, maka penggunaan pipa
alir bebas akan mengurangi kadar pencampuran balik dengan berkesan. Pada
putaran motor pengaduk dan kadar alir kehadapan tertentu, pipa alir bebas
dengan L/D (rasio panjang pipa alir bebas dan diameter plat sesekat) lebih
besar dari pada 0,33, akan mengurangi kecepatan pencampuran balik menjadi nol.
Ujikaji yang dihalankan oleh Vidaurri dan Sherk (1985) adalah di dalam tangki
berpengaduk dengan diameter 20,3 cm. Seluruh kajian dilakukan menggunakan pipa
alir bebas yang disambungkan kepada plat sesekat bukaan lubang tengah,Vidaurri
dan Sherk (1985) menemukan bahwa pencampuran balik berkurang
mejadi nol dengan meningkatnya rasio L/D, kadar alir kehadapan dan viskositas
fluida yang di gunakan.
Factor-faktor
yang mempengaruhi proses pencampuran dan energi yang di perlukan untuk
pencampuran adalah :
1. Aliran
Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya
menguntungkan proses pencampuran
2. Ukuran partikel / luas permukaan
Semakin luas permukaan kontak
bahan-bahan yang harus di campur maka semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya
di dalam campuran maka proses pencampuran semakin baik.
3. Kelarutan
Semakin besar kelarutan maka semakin baik pencampuran.
(McCabe, Operasi Teknik Kimia
jilid 1. Erlangga, Jakarta. 1991)
2.7 Kebutuhan Daya
Untuk melakukan perhitungan dalam spesifikasi tangki
pengaduk telah dikembangkan berbagai teori dan hubungan empiris. Para peneliti
telah mengembangkan beberapa hubungan empiris yang dapat untuk dapat
memperkirakan ukuran alat dalam pemakaian yang atas dasar percobaan yang
dilakukan pada skala laboratorium.
Persyaratan dari pada pengunaan hubungan empiris
tersebut adalah adanya:
a.
Kesamaan geometris, yang menetukan kondisi
batas peralatan, artinyabentuk kedua alat harus sama dan perbandingan ukuran-ukuran geometris berikut
ini sama untuk keduanya
b.
Kesamaan dinamik dan kesamaan kinetic
yaitu terdapat kesamaan harga
perbandingan antara gaya yang bekerja disuatu kedudukan (gaya viskos
terhadap gaya grafitasi, gaya inersia terhadap gaya viskos, dsb)
c.
Factor yang mempengaruhi kebutuhan daya
atau power untuk pengadukan adalah :
1. Diameter pengaduk
2. Kekentalan cairan
3. Kerapatan cairan
4. Medan grafitasi
5. Laju putaran pengaduk
Parameter
Hidrodinamika dalam Tangki berpengaduk :
a.
Bilangan
Reynold
Bilangan
tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan gaya viskos
yang terjadi pada fluida. System pengadukan yang terjadi bila diketahui bilangan
Reynold-nya
Dalam system pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran
yaitu laminar, transisi dan turbulen. Bentuk aliran laminar terjadi pada bilangan
Reynold hingga 10, sedangkan turbulen
terjadi pada bilangan Reynold 10
hingga 104 dan transisi berada di antara keduanya.
b.
BilanganFraude
Bilangan tak berdimensi menunjukkan perbandingan antara
gaya inersia dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan
berikut :
Bilangan Fraude merupakan
variable yang signifikan. Bilangan ini hanya diperhitungkan pada system
pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada system ini permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi,
sehingga membentuk pusaran (vortex). Vortex
menunjukkan keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya inersia.
permisi, punya referensi tentang kecepatan yang dibutuhkan untuk menghomogenkan suatu cairan ga? contoh, H+ sama CL- itu bisa terbentuk jadi HCL harus melalui proses stirrer dengan kecepatan berapa? kalo ada, tolong kirim di muhamad.halid@gmail.com terima kasih banyak ya :D
BalasHapustergantung kinetika reaksinya
Hapusthank you mimin
BalasHapusMin bsa jelaskan tentang ini? hubungan kecepatan putaran dengan daya sama hubungan kecepatan putaran sama nRe. Thx min
BalasHapusDaftar pustaka nya kok gak ada min?
BalasHapusDaftar pustaka nya kok gak ada min?
BalasHapusJelasin satu satu tentang mixer mixer nya min
BalasHapus